Hasbunallahu wani’mal wakik ni’mal maulana wa ni’mal nasir
Yth. Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (diwakili)
Para tokoh masyarakat BAJAU Se- SULTRA
Pengurus KEKAR BAJO KABUPATEN/KOTA
Pengurus IPPMB SULTRA
BADAN OTONOM KEKAR BAJO SULTRA
Alhmadulillahirabbill aalamin, Segala Puji hanya bagi Allah SWT Pencipta, Pengatur, dan Penguasa Alam Semesta, yang atas perkenanNya hari ini, kita bersama dapat menghadiri Presmian Pembukaan Musyawarah Daerah Tahun 2011 KEKAR BAJO SULTRA.
Kendari, 17 Desember 2011 telah diadakan Musyawarah Daerah II Kekar bajo bertempat di Hotel Aden Kendari, kegiatan ini dibuka oleh BAPAK SEKDA SULTRA dan dihadiri oleh Pejabat, Toko Masyarakat Bajo, dan Mahasiswa Bajo Dalam rangka menyukseskan kegiatan Musyawarah Daerah II (MUSDAII) Kerukunan keluarga Bajo Sulawesi Tenggara.
JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk kali pertama, tigaanakaslisukuBajodariKepulauanWakatobi, Sulawesi Tenggara, bermaindalamsebuah film.The Mirror Never Lies: Reflection of Beauty and Challenges in the Coral Triangle, film tersebut, mengambiltemakehidupansukuBajo di KepulauanWakatobidandibuatataskerjasamapemerintahdaerahsetempat, WWF Indonesiadan SET Film Workshop.
Adalah Gita Novalista, EkodanZainal, tigaanakaslisukuBajodariWakatobi yang berperansebagaitigasahabatdalamfiksitentangkehidupansocialdanbudayasukuitu. "Akumembuat film inidengankisah yang akuangkatsendiridaripengamatankuterhadapsukuBajo di Wakatobi," ungkapKamilaAndini, sutradara film tersebut, yang jugaputriddarisutradara film ternamaGarinNugroho., Selasa (26/4/2011) di fX Plaza, Senayan, Jakarta.
Film itumenceritakanseoranganakperempuanbernama Pakis (diperankanoleh Gita) yang terusberharap agar ayahnyasegerapulangdarimelaut.Namun, naas, ayahnyatidakkunjungpulangkarenatewasditelanombak. "SukuBajomerupakansuku yang hidupbebas di lautanluas.Merekatersebar di seluruhdunia.Sepengetahuansaya, yang paling
jauhada di Afrika Selatan.SayasendiriberasaldarisukuBajo yang ada di Wakatobi," kata Sadar, WakilPresidenPerkumpulan Orang Bajo Se-Indonesia, yang jugahadirdalamjumpaperstentang film tersebut.
Dari sudutkeorganisasian, presidium tertinggi di duniadarisukuBajosementaraini di tingkat Asia Tenggara.Selainitu, sukuBajosudah lama dikenalmemilikikehidupan yang tidakpernahlepasdariekosistemlaut."Sayajustrutidakmerasakehadiran film inimengeksploitasisukuBajo.Justru, adanya film iniakanmengangkatkehidupanmasyarakat yang dekatdenganlaut. Kita kanNegaraKepulauan. Sementaraini, baruperspektifdaratansaja yang banyakdiekspos," ujarHugua, BupatiWakatobi, ketikadimintaipendapatnyamengenaikehadiran film tersebutdandukungannyaterhadap film itu.
Dipaparkan pula, selainmengangkatkehidupansosialdanbudayasukuBajodariWakatobi, yang terpenting film tersebutdiharapkanbiasmengingatkankembaliparapenontonterhadappentingnyahidupberkelanjutanbersamalam.Dalam film itudiperlihatkanbeberapaadeganmengenaiperlindunganekosistemlaut.Contohnya, tidakmengambilikan yang masihkecil agar masihbiasterjadi proses
regenerasipopulasi. Ada pula eksplorasiterhadapnilai-nilaikearifanmasyarakatsetempatdalammenjagalingkungan.
SukuBajo di seluruhduniamerupakanmasyarakat yang akan kali pertamaberisikoterpaparefekdariperubahaniklimsecaraekstrem. Terumbukarang yang terpaparsinarmatahari yang kianterikakanlambatlaunmenghilang. Padahal, terumbukarangmerupakantempathidupikan yang menjadisumberpenghidupanmasyarakat yang bergantungkepadanya.Artinya, kehidupanmasyarakatsukuBajo di seluruhduniaakanmenjadilebihrentandibandingsebelumnya.
Kisah ayah Pakis, yang tewasditerjangombak, secaraimplicitjugamenggambarkanbagaimanaombaksemakintidakbersahabatdenganmanusia. Para nelayanjugatakjarangmencariikandenganjaraktempuh yang lebihjauhkarenasumberikan di daerahasalsudahmenipis."Bahkan, orang Madura kinijugatelahsampai di Wakatobi.Merekajugadatinguntukmenangkapikan," tambahSadar.
Di akhirkisah, Pakis, yang terusberharapayahnyaakankembalidarimelaut, akhirnyasecaragamangmenerimakepergian