INFO TERKINI Akan diadakan silaturahmi dan seminar bajau/sama 3 negara ( Malaysia,Filipina dan Indonesia ). Pada awal February 2012 di Jakarta. Tujuan di adakannya untuk memikirkan berbagai tindakan untuk kebaikan sesama Sama-bajau pada masa kini dan yang akan datang. Informasi tersebut di terima oleh presiden Kekar bajo Indonesia ( Ir.Abdul Manan,Msc) dari Surat elektronik yang dikirim oleh Saidhinayat selaku Naib presiden USBO Malaysia, salah seorang pembicara yang menyatakan kesiapannya adalah Dr.Piindatun zamboanga (Presiden bajau Philipnes). Judul makalah beliau adalah kondisi sama bajau dipilipina ">

Headlinenews

Jumat, 16 Desember 2011

Sambutan Ketua KEKAR BAJO SULTRA PADA PEMBUKAAN MUSDA II KEKAR BAJO TAHUN 2011

Assalamu alaikum wr.wb.
Hasbunallahu wani’mal wakik ni’mal maulana wa ni’mal nasir
Yth.  Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (diwakili)
Para tokoh masyarakat BAJAU Se- SULTRA
Pengurus KEKAR BAJO KABUPATEN/KOTA
Pengurus IPPMB SULTRA
BADAN OTONOM KEKAR BAJO SULTRA

Alhmadulillahirabbill aalamin, Segala Puji hanya bagi Allah SWT Pencipta, Pengatur, dan Penguasa Alam Semesta, yang atas perkenanNya hari ini, kita bersama dapat menghadiri Presmian Pembukaan  Musyawarah  Daerah Tahun 2011 KEKAR BAJO SULTRA.

Pada kesempatan yang berbahagia  ini atas nama segenap pimpinan, pengurus, anggota dan keluarga besar KEKAR BAJO menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Gubernur atas Perkenan Bapak bersilaturrahim sekaligus memberi sambutan dan insya Allah akan membuka acara kita.

Pada  MUSDA I KEKAR BAJO SULTRA yang lalu, saya mengatakan bahwa KEKAR BAJO mampu berperan merangkai titik menjadi garis dan selanjutnya merangkai garis menjadi bidang. Perlu saya sampaikan bahwa selama 5 tahun kita bersama, organisasi kita baru berhasil merangkai titik menjadi garis yakni menghubungkan silaturrahim titik-titik permukiman bajo se-sultra. Namun kita belum berhasil merangkai garis menjadi bidang yang kokoh, sebagaimana kokohnya rantai yang ada di logo KEKAR BAJO.

Sehubungan dengan hal tersebut, kita berhadap MUSDA II ini mampu merumuskan strategi bagaimana membentuk bidang yang kokoh tersebut yang merupakan daya saing kita ke depan. Inilah yang kita sebut sebagai ”PADAKUANG”.

Bapak/ ibu Dan Hadirin yang kami muliakan.

Dari awal berdirinya, KEKAR BAJO telah memaknai bahwa posisi organisasi ini adalah organisasi kekeluargaan, kebudayaan, keterbukaan, kebebasan dan kemandirian bukan sebagai organisasi yang berafiliasi atau mendukung kekuatan sosial politik apapun, tapi lebih sebagai kepedulian dan keterpanggilan untuk berperan aktif dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat bajo, dan dalam mengaktualkan potensi-potensinya sebagai masyarakat yang bermartabat. Rasa kepedulian dan keterpanggilan itulah  yang juga memotivasi MUSDA II KEKAR BAJO kali ini, sehingga memilih Thema ”Bersatu Membangun Kebahagiaan Sultra.”


Bapak ibu dan hadirin yang kami muliakan.
Tema tersebut kita angkat karena pada situasi saat ini kondisi kualitas sumberdaya manusia Bajo yang meliputi kesehatan, pendidikan dan ekonomi masih relatif rendah, sehingga masih merupakan fokus program kekar bajo ke depan.
Sebenarnya beberapa program telah kita rintis untuk meningkatkan kualitas SDM bajo antara lain mengirim anak-anak kita melanjutkan studi D-2 Pariwisata di Bali, menfasilitasi anak-anak kita sekolah di STP, kemudian beberapa orang anak-anak kita akan masuk di Unhalu tanpa test bahkan akan diusahakan beasiswa. Kita juga membangun kerjasama dengan KKP mengembangkan model pemberdayaan suku bajo. Selanjutnya organisasi kita dapat menfasilitasi kerjasama antara SIKIB, Kementerian Pertahanan dan Pemda Wakatobi membangun Rumah Pintar yang merupakan rumah pintar terapung pertama di Indonesia (mendapat Record Muri), kegiatan lainnya saya akan sampaikan pada laporan pertanggungjawab nanti.

Pertanyaannya adalah mampukah KEKAR BAJO SULTRA ke depan   menfasilitasi masyarakat bajo, sehingga keluar dari persoalan pendidikan, kesehatan dan ekonomi?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, saya ingin mengilustrasikan bahwa luas perairan laut Sulawesi Tenggara adalah 110.000 km2 atau sekitar 75 % dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi sumberdaya alam perairan yang cukup tinggi, dengan potensi lestari sekitar 250.000 ton per tahun. Kalau saja masyarakat bajo (nelayan) sanggup menangkap separuh saja dan menjualnya dengan harga Rp 15.000 per kilogram, maka rezeki dari laut kita dapat mencapai Rp. 1,875 triliun per tahun. Angka ini bisa saja berlipat ganda, mengingat harga ikan kerapu bebek di Singapura, bisa mencapai S$ 95 (sekitar Rp. 950.000) atau sunu sekitar S$ 32 (sekitar Rp. 320.000) per kilogram. Bahkan kakap merah yang bukan jenis ikan gelondongan bisa laku Rp. 36.000 per kilogram.
Berikutnya konsentrasi masyarakat bajo berada dikawasan segitiga karang dunia yang merupakan salah satu kawasan yang paling kaya.
Ironisnya, dari tahun ke tahun masyarakat bajo tetap saja tertinggal. Nelayan kita hanya bergumul dengan laut, namun sesungguhnya mereka tak benar-benar memiliki akses pada kekayaan laut. 

Menjawab pertanyaan di atas, KEKAR BAJO diperhadapkan pada tiga kendala/hambatan pokok dalam membangun keberdayaan masayarakat bajo yakni: hambatan prilaku, hambatan kelembagaan dan hambatan finansial. Marilah kita rumuskan melalui MUSDA II ini langakh-langkah strategis untuk kemajuan masyarakat bajo dan Sulawesi Tenggara tentunya. Membangun bajo berarti membangun Sulawesi Tenggara dan membangun Indonesia serta global.

Bapak ibu saudara dan hadirin yang berbahagia,
KEKAR BAJO telah melakukan pembicaraan kerjasama dengan beberapa organisasi bajo yang ada di kawasan Asia untuk mencari model pemberdayaan masyarakat bajo, dan Alhamdulillah pada tanggal 4 Juni 2008 bertempat di Jakarta KEKAR BAJO SULTRA menandatangani piagam kerjasama dengan USBO Malaysia  dalam pembentukan The Bajau International Community Confederation (BICC)

Kerjasama diatas didasari oleh  keyakinan bahwa;  faktor utama kemajuan bangsa/kaum/masyarakat adalah manusia dengan ethos kerja, sikap, serta karakter  yang mendorong innovasi, prestasi dan produkstivitas. Apalagi kalau kemudian dari kita semua muncul kesadaran dan kesengajaan; untuk memposisikan diri  kita, organisasi kita, sebagai faktor bagi kemajuan sesama anak bajo. Inilah yang sering kami kedepankan. Bahwa sukses masyarakat bajo bisa dipersepsikan sebagai akumulasi sukses di tingkat mikro individu. Itu semua adalah tantangan  besar untuk KEKAR BAJO, sebagai organisasi Kekeluargaan/kebudayaan.  

Akhirnya, sekali lagi atas nama pengurus, dan keluarga besar KEKAR BAJO serta badan otonomnya kami menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kita sekalian.

Wabillahit Taufiq walhidayah

Wassalamu alikum Wr.WB.                                            



Ketua Umum,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar