INFO TERKINI Akan diadakan silaturahmi dan seminar bajau/sama 3 negara ( Malaysia,Filipina dan Indonesia ). Pada awal February 2012 di Jakarta. Tujuan di adakannya untuk memikirkan berbagai tindakan untuk kebaikan sesama Sama-bajau pada masa kini dan yang akan datang. Informasi tersebut di terima oleh presiden Kekar bajo Indonesia ( Ir.Abdul Manan,Msc) dari Surat elektronik yang dikirim oleh Saidhinayat selaku Naib presiden USBO Malaysia, salah seorang pembicara yang menyatakan kesiapannya adalah Dr.Piindatun zamboanga (Presiden bajau Philipnes). Judul makalah beliau adalah kondisi sama bajau dipilipina ">

Headlinenews

Jumat, 16 Desember 2011

Sambutan Ketua KEKAR BAJO SULTRA PADA PEMBUKAAN MUSDA II KEKAR BAJO TAHUN 2011

Assalamu alaikum wr.wb.
Hasbunallahu wani’mal wakik ni’mal maulana wa ni’mal nasir
Yth.  Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (diwakili)
Para tokoh masyarakat BAJAU Se- SULTRA
Pengurus KEKAR BAJO KABUPATEN/KOTA
Pengurus IPPMB SULTRA
BADAN OTONOM KEKAR BAJO SULTRA

Alhmadulillahirabbill aalamin, Segala Puji hanya bagi Allah SWT Pencipta, Pengatur, dan Penguasa Alam Semesta, yang atas perkenanNya hari ini, kita bersama dapat menghadiri Presmian Pembukaan  Musyawarah  Daerah Tahun 2011 KEKAR BAJO SULTRA.

PEMBUKAAN MUSYAWARAH DAERAH II KEKAR BAJO SULTRA

Kendari, 17 Desember 2011 telah diadakan Musyawarah Daerah II Kekar bajo bertempat di Hotel Aden Kendari, kegiatan ini dibuka oleh BAPAK SEKDA SULTRA dan dihadiri  oleh Pejabat, Toko Masyarakat Bajo, dan Mahasiswa Bajo Dalam rangka menyukseskan kegiatan Musyawarah Daerah II (MUSDAII) Kerukunan keluarga Bajo Sulawesi Tenggara.

Rabu, 14 Desember 2011

Tiga Anak Asli Suku Bajo Wakatobi Bermain Dalam Sebuah Film

JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk kali pertama, tiga anak asli suku Bajo dari KepulauanWakatobi, Sulawesi Tenggara, bermain dalam sebuah film. The Mirror Never Lies: Reflection of Beauty and Challenges in the Coral Triangle, film tersebut, mengambil tema kehidupan suku Bajo di Kepulauan Wakatobi dan dibuat atas kerjasama pemerintah daerah setempat, WWF Indonesia dan SET Film Workshop.

Adalah Gita Novalista, Eko dan Zainal, tiga anak asli suku Bajo dari Wakatobi yang berperan sebagai tiga sahabat dalam fiksi tentang kehidupan social dan budaya suku itu. "Aku membuat film ini dengan kisah yang aku angkat sendiri dari pengamatanku terhadap suku Bajo di Wakatobi," ungkap KamilaAndini, sutradara film tersebut, yang juga putrid dari sutradara film ternama GarinNugroho., Selasa (26/4/2011) di fX Plaza, Senayan, Jakarta.

Film itu menceritakan seorang anak perempuan bernama Pakis (diperankan oleh Gita) yang terus berharap agar ayahnyasegera pulang dari melaut. Namun, naas, ayahnya tidak kunjung pulang karena tewas ditelan ombak. "Suku Bajo merupakan suku yang hidup bebas di lautan luas. Mereka tersebar di seluruh dunia. Sepengetahuan saya, yang paling
jauh ada di Afrika Selatan. Saya sendiri berasal dari suku Bajo yang ada di Wakatobi," kata Sadar, Wakil Presiden Perkumpulan Orang Bajo Se-Indonesia, yang juga hadir dalam jumpa pers tentang film tersebut.
Dari sudut keorganisasian, presidium tertinggi di dunia dari suku Bajo sementara ini di tingkat Asia Tenggara. Selain itu, suku Bajo sudah lama dikenal memiliki kehidupan yang tidak pernah lepas dari ekosistem laut."Saya justru tidak merasa kehadiran film ini mengeksploitasi suku Bajo. Justru, adanya film ini akan mengangkat kehidupan masyarakat yang dekat dengan laut. Kita kan Negara Kepulauan. Sementara ini, baru perspektif daratan saja yang banyak diekspos," ujar Hugua, BupatiWakatobi, ketika dimintai pendapatnya mengenai kehadiran film tersebut dan dukungannya terhadap film itu.
Dipaparkan pula, selain mengangkat kehidupan sosial dan budaya suku Bajo dari Wakatobi, yang terpenting film tersebut diharapkan bias mengingatkan kembali para penonton terhadap pentingnya hidup berkelanjutan bersamalam. Dalam film itu diperlihatkan beberapa adegan mengenai perlindungan ekosistem laut.Contohnya, tidak mengambilikan yang masih kecil agar masih bias terjadi proses
regenerasi populasi. Ada pula eksplorasi terhadap nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dalam menjaga lingkungan.
Suku Bajo di seluruh dunia merupakan masyarakat yang akan kali pertama berisiko terpapar efek dari perubahan iklim secara ekstrem. Terumbu karang yang terpapar sinar matahari yang kian terik akan lambat laun menghilang. Padahal, terumbu karang merupakan tempat hidup ikan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat yang bergantung kepadanya. Artinya, kehidupan masyarakat suku Bajo di seluruh dunia akan menjadi lebih rentan dibanding sebelumnya.
Kisah ayah Pakis, yang tewas diterjang ombak, secara implicit juga menggambarkan bagaimana ombak semakin tidak bersahabat dengan manusia. Para nelayan juga tak jarang mencari ikan dengan jarak tempuh yang lebih jauh karena sumber ikan di daerah asal sudah menipis. "Bahkan, orang Madura kini juga telah sampai di Wakatobi. Mereka juga dating untuk menangkap ikan," tambah Sadar.
Di akhir kisah, Pakis, yang terus berharap ayahnya akan kembali dari melaut, akhirnya secara gamang menerima kepergian

Dowload Now Undangan MUSDA II

http://www.4shared.com/document/fkyW5brp/Undangan_MUSDA.html

Minggu, 11 Desember 2011

PROSES PENERBITAN BULETIN BAJO BANGKIT


       1.  Proses Wawancara , Manggali Informasi dari Warga      Terhadap Permasalah yang terjadi 
2. Reporter  Lagi Buat Berita

3.  Proses  Editing
4.  Proses  Layout secara Manual
 
     5.    Buletin Bajo Bangkit ditempel kembali untuk di - foto copy 
     6.  Distribusi Bajo Bangkit ke Warga