INFO TERKINI Akan diadakan silaturahmi dan seminar bajau/sama 3 negara ( Malaysia,Filipina dan Indonesia ). Pada awal February 2012 di Jakarta. Tujuan di adakannya untuk memikirkan berbagai tindakan untuk kebaikan sesama Sama-bajau pada masa kini dan yang akan datang. Informasi tersebut di terima oleh presiden Kekar bajo Indonesia ( Ir.Abdul Manan,Msc) dari Surat elektronik yang dikirim oleh Saidhinayat selaku Naib presiden USBO Malaysia, salah seorang pembicara yang menyatakan kesiapannya adalah Dr.Piindatun zamboanga (Presiden bajau Philipnes). Judul makalah beliau adalah kondisi sama bajau dipilipina ">

Headlinenews

Rabu, 04 Januari 2012

Sero, Alat Tangkap Ramah Lingkungan Dan Pengetahuan Lokal Suku Bajo

Bagi Suku Bajo, laut adalah tempat untuk mereka menggantungkan hidup, sehingga luasnya laut dapat mereka fungsikan untuk berbagai kepentingan yang berhubungan dengan aktifitas nelayan. Di lautan pula para nelayan Suku Bajo ini memasang berbagai alat untuk menangkap ikan.
Salah satu alat tangkap yang di gunakan oleh nelayan adalah sero. Sero di pasang di tengah laut dengan kedalaman 4 meter, sero berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 10 meter, menggunakan sayap yang memanjang ke depan. Untuk bahan penyangganya di gunakan tiang yang terbuat dari kayu setinggi 5-6 meter. Dalam bahasa Bajo disebut balas bila. Kayu yang di pasang tersebut di lengkapi  dengan jaring sepanjang lingkaran sero. Selain balas bila, di sero juga di kenal sebutan Panajo yaitu ujung sero yang di pasangkan tanda, dengan tali dihubungkan ke badan sero dan pamangkungang yaitu tempat penampungan ikan setelah ikan masuk ke dalam sero. Sero dipasang tidak boleh di sembarang tempat. Untuk mendapatkan hasil yang melimpah, sero harus dipasang di tempat yang menjadi lalu lintas ikan ketika melakukan migrasi. Untuk mengetahui daerah-daerah yang menjadi tempat ikan bermigrasi, nelayan menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang diketahui sejak lama. Sebagian besar tempat memasang sero yang ada saat ini merupakan warisan dari orang tua atau nenek moyang nelayan Bajo. Mereka menemukannya sejak lama, dan dipasangkanlah sero, kemudian  tempat tersebut di wariskan secara turun temurun.
Dalam kepemilikan tempat pemasangan sero tersebut, ada yang di kenal dengan sebutan Dapu Patannangan, sebagai pemilik dari sero tersebut. 

1 komentar:

  1. kalau di daerah Bajo Wakatobi SULTRA Sero dinamakan BILA, namun anehnya alat ini tidak digunakan untuk menangkap ikan oleh Sama tapi justru 100 persen dilakukan oleh orang darat. Suku Bajo sendiri agak keberatan dengan keberadaan Bila yang dipasang permanen karena dapat menggangu aktifitas melaut. Bila dianggap merugikan nelayaan karena dalam radius tertentu daerah yang sudah dipasang Sero permanen (memakai ruas2 bambu)ikanya berkurang.

    sallah ku tikka madanakang sama mantigola Wakatobi Sultra

    BalasHapus